Manusia terlahir dalam ketidak tahuan
Menatap dunia dengan tatapan kosong
Tangisan membahana Saat menyongsong
Dunia
Di punggung bumi kita berdiri, dari seorang bayi
Hingga menjadi mayat mati
Tepat di mana di atas punggung bumi
Di bawah atap Sekolah, kita berjibaku dalam buku
Buku
Goresan pena menggaris garis kertas
Sang guru komat-kamit bercerita tentang Cita-cita
Di pojok kelas dua insan hanya pulas dalam mimpi
Di pojok lain barmain cinta dengan sang pujaan hati
Di bangku terdepan, hanya bisa dengan batapan kantuk
Inilah pemandangan kelasku
Di bawah atap sekolah ini
Aku adalah aku yang terlahir dari ketidak tahuan
Menuju diri mencoba tahu tentang hakikat dunia ini
Aku adalah aku yang terlahir dari kehampaan
Menuju dunia yang serba indah berbagai hikmah
Di dalam Sekolah ini,
Ilmu terbaik hadir bukan dari banyaknya hartaku
Namun seberapa besar tekad keberhasilanku
Ilmu terbaik hadir bukan dari banyaknya buku
Namun dari banyaknya ilmu yang kau cintai
Aku duduk di bawah lindungan pohon
Di depan kelasku yang bersih
Di tengah taman tercinta selalu kurindukan
Buku kutatap dalam dalam
Tiap huruf berbaris menjadi barisan ilmu yang ku lahap
Jauh memandang ke sisian sekolah
Inilah tempatku menempa diri
Berlatih menjaga kebersihan
Berlatih menjaga kedamaian
Berlatih menjaga diri
Berlatih menempa jiwa
Terima kasih sekolahku,
Atas pershabatan yang terlukis dihatiku
Atas cinta pertama yang kau kenalkan kepada ku
Atas ilmu yang kau curahkan dialam pikirku