IMG_20230901_131052
Kepercayaan yang Disia – Siakan

 

  •  Dua orang sahabat yang berteman sudah lama. Namun, persahabatan itu hancur karena salah satunya berkhianat. 
  • Di sebuah kota Bandung yang di tinggali oleh dua anak perempuan yang berteman sedari kecil, yaitu Kia dan Indi. Latar belakang mereka cukup jauh berbeda. Kia anak dari seorang pengusaha sukses, hidupnya serba tercukupi sedari kecil. Sedangkan Indi anak dari tukang becak, ia harus mencari uang tambahan untuk membantu orangtua nya. 

Mereka berdua duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Indi setiap harinya berjualan donat di sekolahnya. Kia sebagai seorang sahabat ikut membantu Indi berjualan donat mengelilingi sekolah. Terkadang, Indi sedikit iri kepada Kia yang hidupnya selalu tercukupi, sedangkan dirinya harus berjualan donat demi memenuhi kebutuhannya. 

 

Hari – hari pun menyenangkan jika dilakukan bersama – sama. Namun, ada satu hari yang membuat Indi sangat terpukul. Di hari senin pagi Indi bersiap siap untuk berangkat sekolah, tentu saja ia diantar oleh ayahnya menggunakan becak. Indi sekolah seperti biasa, tetapi pada pukul 10.00, ada kabar jika ayahnya menjadi korban tabrak lari. Indi pun bergegas menuju ke Rumah Sakit untuk melihat keadaan ayahnya. Ia menangis sepanjang jalan dan memikirkan hal yang tidak diinginkan terjadi. 

 

Sesampainya di rumah sakit, Indi melihat ayahnya terbaring di penuh luka. Ia terduduk lemas, hatinya teriris. Ia tidak menyangka, bagaimana bisa tadi pagi ayahnya yang mengantar sekolah dengan wajah ceria dan penuh semangat, tetapi sekarang ayahnya terbaring lemas tak berdaya di rumah sakit. 

Pukul 15.00 Kia mencoba menghubungi Indi, karena Indi tadi pergi tergesa – gesa dan tidak sempat pamit ke Kia. “Ndi kamu baik – baik aja kan? Kalo ada apa – apa bilang ke aku.” Satu pesan Kia terkirim ke nomor handphone Indi. Indi yang membaca pesan itu pun membalas, “Ayahku menjadi korban tabrak lari, sekarang aku di rumah sakit.” Kia yang membaca pesan balasan dari sahabatnya pun terkejut. Ia segera bergegas kerumah sakit untuk menjenguk ayah Indi. 

 

Sesampainya di Rumah Sakit, Kia memberi bingkisan kepada Indi dan menguatkannya. Mereka berdua pun berbincang – bincang tidak dirasa waktu sudah menginjak pukul 17.00. Kia berpamitan pulang ke Indi dan keluarga. Keesokan harinya, Indi masuk sekolah untuk mengikuti ujian akhir semester. Seminggu kemudian, keadaan ayah Indi semakin memburuk dan berujung koma. 

 

Hari demi hari berharap ayahnya bisa sembuh dan kembali beraktivitas seperti dulu kala. Dua bulan berlalu, tidak ada perubahan keadaan ayah Indi, ia tetap tertidur di ranjang rumah sakit. Sedangkan dua hari lagi Indi akan lulus SMA. Indi mau ayahnya datang ke acara kelulusan Indi. Namun Indi tidak bisa mengubah takdir, ia mencoba ikhlas karena ayahnya tidak bisa datang ke acara kelulusan Indi. 

 

Acara kelulusan Indi pun tiba, acaranya berjalan dengan lancar. Indi juga bertemu dengan kedua orang tua Kia, mereka asik berbincang – bincang. Sampai akhirnya papa Kia bertanya kepada Indi. “Bagaimana keadaan ayahmu.” tanya papa Kia. Indi yang mendengar itu pun menjawab, “Sudah hampir tiga bulan koma,Om. Indi juga bingung bagaimana cara bayar pengobatannya karena sudah banyak tagihan dari Rumah Sakit.” Jelas Indi. Kia yang merasa iba terhadap Indi pun akhirnya mengajak papa nya pulang untuk mengobrol empat mata. 

“Ndi maaf banget aku masih ada urusan sama papa, aku pulang duluan yaa.” Jelas Kia. Indi pun meng-iyakan. Sesampainya di rumah, Kia segera menjelaskan kepada papanya “Pa, di perusahaan papa lagi nyari manager kan? tolongin Indi, Pa. Kasian dia bingung nyari uang kesana – kesini buat bayar pengobatan ayahnya. Tenang aja pa, Indi itu anaknya pandai, aku percaya dia pasti mampu buat jadi manager di perusahaan papa.” Mohon Kia kepada papa nya. Papa nya yang mendengar hal itu pun meng-iyakan permintaan anaknya. “Besok ajak Indi ketemu papa, kita obrolin bareng.” Ujarnya. 

 

Pagi hari pun tiba, Kia mengirim satu pesan ajakan kepada Indi, “Pagi ndi, nanti siang bisa ke rumah ku? Ada yang perlu aku omongin.” Indi pun membalas, “Nanti siang bisa kok, nanti aku kesana.” balasnya. Sesampainya di rumah Kia, Papa Kia membuka obrolan, “Jadi begini ndi, di perusahaan om lagi ngebutuhin manager, saya dengar kamu anaknya cukup pandai. Apakah kamu mau bekerja di perusahaan om?.” tanya Papa Kia. Indi pun terkejut bukan main, ia menoleh ke hadapan Kia. Kia yang menyadari hal itu pun segera meyakinkan Indi. “Ndi, aku percaya kamu, kamu pasti bisa dan sanggup buat jadi manager di perusahaan papa aku.” Mendengar hal itu, Indi pun menjadi percaya diri. Ia pun menyetujui penawaran Papa sahabatnya itu. 

 

Tidak butuh waktu yang lama, Indi sudah melakukan wawancara, ternyata ia memenuhi semua persyaratan perusahaan dan diterima di perusahaan itu. Hari – hari berlalu, kinerja Indi cukup bagus dalam waktu satu bulan. Hal itu lah yang membuat papa Kia memanjangkan kontrak kerja Indi. 

 

Sudah tiga tahun ayah Indi koma, tagihan Rumah Sakit juga menumpuk. Namun, hal itulah yang menjadi penyemangat Indi kerja. Niat Indi kerja untuk melunasi tagihan dari Rumah Sakit dan demi ayahnya bisa sembuh. 

 

Tak lupa dengan sahabatnya, Indi menyempatkan waktu untuk bertemu Kia. Mereka asik berbincang – bincang dan Indi pun berterimakasih kepada Kia. “Terimakasih banyak ya ki, karena kamu dan papa mu aku bisa kerja.” Ujar Indi. Kia pun mengangguk, “Sama sama ndi, aku juga dengar dari papa kalo cara kerja kamu tuh bagus. Aku percayain semuanya sama kamu.” Indi yang mendengar itu pun senang. Bertahun – tahun berlalu, ayah Indi tak kunjung bangun dari koma nya. Hidupnya sebatang kara, ia pun masih bingung karena harus selalu membayar pengobatan ayahnya, belum lagi memenuhi kebutuhan hidupnya. Indi terduduk lemas memikirkan apa langkah selanjutnya yang harus ia lakukan? Semua masalah berkecamuk di pikirannya. Terlintas di pikirannya hal jahat yang akan ia lakukan, yaitu membawa kabur uang perusahaan. Ia sudah kalut dengan masalah yang ada, dan tidak berpikir panjang, Indi langsung melakukan hal jahat itu. Setelah misi nya berhasil, ia pindah membawa ayahnya yang sedang koma untuk dirujuk ke Rumah Sakit kota lain yang saat ini di tinggalinya. 

 

Satu perusahaan sangat dihebohkan dengan kabar Indi yang membawa kabur uang perusahaan. Mengetahui hal itu, Papa Kia segera menghubungi Indi. Namun, nomor handphone Indi sudah tidak aktif. Nomornya sengaja di hanguskan agar orang’ tidak bisa mengetahui dimana Indi berada. Kia juga sudah mengetahui hal ini, ia kecewa dan tidak menyangka. Indi sahabatnya dari kecil tega melakukan hal sejahat ini. Kia pun akhirnya menghubungi semua polisi di kota mana saja untuk mencari keberadaan Indi. Sudah dia minggu Indi menjadi buronan dan akhirnya di temukan. Sekelompok polisi pun segera mengamankan Indi dan membawa nya menuju kantor polisi. Indi dimasukkan ke dalam jeruji besi yang di dalam nya berisi orang – orang jahat seperti dirinya. Dan sudah lima tahun lama nya ayah Indi koma, bersamaan hari ditangkapnya Indi, ayahnya juga menghembuskan nafas terakhir nya. Indi mengetahui hal itu dari orang yang mengabari nya lewat polisi yang menjaga Indi. Indi sangat sedih dan menangis penuh penyesalan karena hal yang telah ia lakukan. Ia hanya bisa mendoakan ayahnya dari kejauhan dan meminta maaf pada Kia. 

 

Rasa kecewa, sedih, semuanya tercampur menjadi satu. Perusahaan papa Kia yang dibangun dari nol, hancur begitu saja karena orang yang tidak tahu di untung. Perusahaan mengalami kerugian yang sangat banyak, tetapi papa Kia dan Kia berusaha mengembalikan semuanya seperti semula dan tidak menyerah begitu saja. Mereka lalui bersama – sama dan usaha tidak pernah menghianati hasil, perusahaan papa Kia kembali seperti semula dan jauh lebih baik dari sebelumnya.

                                                  

                                                       _TAMAT_ 

 

                                              PROFIL PENULIS

 

Narasi profil penulis 1. 

Lahir di Pasuruan , pada tanggal 20 Nopember 2009, Afifa Syahira adalah anak kedua dari pasangan bapak Mas’ud dan ibu Nadzifatur Rosyidah. Penulis merupakan lulusan dari SDN Kalirejo 1 Bangil Kabupaten Pasuruan. Saat ini Afifa panggilan akrabnya tercatat sebagai siswi di MTsN 1 Pasuruan dan duduk di kelas VIII B.

 

 

 

     

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Program Literasi Sekolah

 1. Membaca Nadhom asmaul husnah sebelum KBM 2. Madrasatul Quran 30 menit sebelum KBM 3. Menulis buku untuk guru dan siswa  4. Perpustakaan kelas,  5. Perpustakaan digital 6. Membuat mading madrasah 7. Membuat majalah madrasah 8. Membuat pojok baca  9. Mengikuti program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) 2022, 2023 10. Menulis melalui web literasi madrasah

Baca selengkapnya...

Prestasi Literasi Sekolah

 1. Menerbitkan buku karya siswa  2. Menerbitkan buku karya guru 3. Menerbitkan majalah madrasah 4. Juara lomba membaca Puisi 5. JUARA 1 LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Tk. MTs. Se kabupaten 6. JUARA FAVORIT LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Se kabupaten 7. Juara 2 lomba media pembelajaran Tk. Kabupaten 8. Juara 1 Lomba WEB Literasi Sekolah Tk. 

Baca selengkapnya...