Jalan Yang Tak Terduga
Karya : Salwa keisya wafi
Suara adzan terdengar di kedua telingaku. Aku terbangun dari tidurku , kulihat ibuku di depan pintu kamar untuk membantuku berjalan. Aku memiliki keterbatasan yang membatasi pergerakanku tapi orang tuaku selalu mengajari ku untuk selalu mensyukuri apa pun yang terjadi kepadaku. Aku marah,sedih,kecewa dengan kondisi fisikku yang kurang tapi dengan kondisi ini aku bisa menjadi pribadi yang lebih sabar dan mensyukuri semua keadaan yang terjadi . Sulit untuk menerima keadaan ini tapi bagaimanapun juga aku harus bisa menemukan kemampuanku untuk kehidupan yang lebih baik .
Dari kecil orang tuaku mengajariku untuk bisa membaca al-quran dengan kesulitanku untuk membacanya mereka jadi lebih ekstra mengajari ku untuk bisa membaca dan memahami al-quran . Usaha mereka tidak sia-sia untuk mengajariku aku bisa membaca al-quran dengan benar bahkan aku bisa sedikit demi sedikit untuk menghafal al-quran . Aku di bantu guruku menghafal namanya ustad faruk . Aku mengenal ustad faruk ketika beliau membantuku menyebrang untuk pergi ke masjid dari situ kami jadi saling mengenal dan beliau yang menawari ku untuk setor hafalan ke beliau.
Ustad faruk memiliki dua anak yaitu kak aril dan kak aira . Mereka adalah saudara sekaligus teman pertama ku. Suatu malam kak aira menelfon ku dengan tergesa-gesa dan menyuruhku pergi ke rumahnya besok. Ke esok kan harinya aku sampai rumah kak aira sekitar jam 10 . Aku di persilahkan masuk oleh pembantu mereka. “Faridah kumu sudah sampai”ujar kak aira seraya keluar dari kamar. kak aira mengajak ku masuk ke kamarnya ketika aku ingin masuk aku mendengar suara yang familiar di telingaku seraya mengatakan ” ngapain dia kesini ”
Saat makan malam aku memberitahu kepada orang tuaku bahwa kak aira mendaftarkanku untuk mengikuti lomba tahfidz . Aku pikir orang tuaku tidak akan menyetujuinya karna kondisiku yang tidak memungkinkan tapi ternyata aku salah mereka sangat mendukung penuh untuk aku bisa mengikuti lomba itu . Lalu bagaimana dengan semua biyaya yang akan dikeluarkan pasti akan membutuhkan biyaya yang cukup besar tapi mereka berkata “nak tak apa uang bisa bapak cari tapi kesempatan untuk kamu bisa merubah hidupmu tidak akan datang kedua kalinya percayalah kamu pasti bisa ”
Tiga hari sebelum lomba bapak sakit sehingga uang yang di kumpulkan digunakan untuk berobat bapak tapi tak apa karana kesehatan bapak lebih penting . Aku tak masalah jika aku tak mengikuti lomba nya tapi satu hari sebelum lomba di laksanakan kak aira dan kak aril kerumah dan memberitahu kalau aku bisa mengikuti lomba nya besok dan semua dana sudah dilunasi kak aril.
Setelah sekitar satu bulan aku mengikuti lomba melewati seleksi demi seleksi akhirnya aku bisa membawa kemenangan ini yang sangat di tunggu -tunggu oleh keluarga ku . Semua ini juga karna bantuan kak aril dan kak aira yang membantu ku untuk membayar semua biyaya yang cukup besar . Kak aril memang terlihat tidak menyukai ku dari awal aku bertemu nya tapi ternyata kak aril lah yang membantuku .
Akhirnya aku bisa membuktikan kepada semua yang menghinaku bahwa kondisi fisikku ini bukan kesialan tapi jalan menuju kehidupan yang lebih dari kehidupan ku yang dulu. Semua ini karna dukungan keluarga dan juga bantuan dari kak aira dan kak aril yang tidak ku sangka tapi aku bersyukur dengan semua yang sudah ku alami .
PROFIL PENULIS
Narasi profil penulis 1.
Lahir di Pasuruan , pada tanggal 21 juli 2009, salwa keisya wafi adalah anak ke tiga dari pasangan bapak Muhammad khoirul syifa’dan ibu Halimatus sa’diyah Penulis merupakan lulusan dari Mi miftahul ulum. Saat ini Salwa panggilan akrabnya tercatat sebagai siswi di MTsN 1 Pasuruan dan duduk di kelas VIII B.