Frandio Gumantoro Abbas seorang mahasiswa yang selalu menjadi bahan bullyan. Dio adalah anak yang pintar, rajin, dan selalu mematuhi perintah orang tuanya dan gurunya. Teman teman Dio membullynya karena badan Dio yang sangat gemuk, kurang ideal untuk usianya sekarang. Dio menjadi bahan bullyan sejak ia menginjak SMP. Saat ini adalah hari pertama ia memasuki kampusnya yang baru dan pertemanan yang baru pastinya. Sekarang waktunya memperkenalkan diri kepada mahasiswa yang ada diruangan. “Perkenalkan nama saya Frandio Gumantoro Abbas”, kata Dio. “Namanya sih bagus eh badannya kayak gentong”, kata mahasiswa disana dan satu ruangan itu menertawakan Dio. “Sudah diam semuanya”, tegur bu dosen. Selesai sesi memperkenalkan diri dilanjutkan acara selanjutnya. Baru hari pertama saja Dio sudah menjadi bahan omongan disana. Saat dilorong kelas Dio bertemu beberapa anak yang sedang mencegatnya. “Kasih kita uang kalau lo gamau celaka”, kata anak tersebut. Tetapi Dio tidak memperdulikannya dan ingin meninggalkan mereka. “Eits, mau kemana, lo mau lari? Emang kuat hahaha”, kata anak itu. Karena Dio dari tadi hanya diam, mereka pun geram dan langsung mengambil uang Dio dari sakuhnya sambil berkata “lama lo”, setelah itu mereka meninggalkan Dio. Saat pulang Dio bertemu dengan seseorang lagi namanya Alex. Dia tanpan dan badannya pun bagus berbeda dengan Dio. “Kenalin nama gue Alex”, kata Alex. “Dio”, jawab Dio. “Lo mau ga temenan sama gue”, kata Alex. Dio pun hanya tersenyum dengan berkata “emang zaman kayak gini siapa yang mau temenan sama gue.” Setelahnya Dio meninggalkan Alex.
Sampai di rumah. “Gimana sekolahmu”, kata mama Dio. “Seperti biasa”, jawab Dio. “Siapa suruh punya badan besar, mangkannya kalau makan dijaga, emang kamu gak capek dari SMP di jadikan bahan bullyan terus, mama juga malu sejujurnya punya anak kayak kamu”, kata mama Dio. “Ada waktunya buat Dio berubah ma, saat ini yang terpenting prestasi Dio”, kata Dio. “Fisik juga penting Dio, meskipun kamu pinter tapi kalau tampang kamu gak mendukung juga percuma, udah deh sana kekamar, belajar, untung aja kamu pinter kalau udah gak pinter terus jelek mau ditaruh mana muka mama”, kata mama Dio. Dio pun meninggalkan mamanya dan pergi kekamar. Keesokan harinya Dio bertemu lagi dengan Alex dibelakang gedung. “Dio”, panggil Alex. “Masalah kemarin gue emang serius, gue pengen temenan sama lo”, kata Alex. “Dengan tujuan apa lo pengen temenan sama gue, secara lo kan ganteng, pasti banyak yang mau temenan sama lo”, kata Dio. “Alah palingan mereka mah ‘fake friend’ semua dari kecil gue selalu dimanfaatin doang”, jawab Alex. “Jadi gimana mau ga lo temenan sama gue”, tanya Alex. “Gue fikirin dulu” jawab Dio. “Aelah susah banget yah buat temenan sama lo”, kata Alex. Karena Dio sudah malas terhadap situasi seperti ini dia lantas pergi meninggalkan Alex dan ingin menuju ke kantin. “Udah gemuk masih makan melulu tambah gede lo”, “eh awas ada gempa ada gajah mau makan disini” kata mahasiswa disana.
2 Semester telah dilalui oleh Dio. Dan sekarang ia telah semeter 3. “Dio, kamu sudah semeter 3 loh masak masih gamau berubah, mama lihat lihat kamu tambah besar deh, nanti cek kedokter gih”, kata mama Dio. “Aku nanti mau belajar mah soalnya aku pengen menempuh kuliahnya cuman 3,5 tahun”, kata Dio. “Yaudah deh sebisa kamu, kurangin tuh makan makan kamu, besok mama masakin sayur sayuran”, kata mama Dio. Saat malam harinya Dio berada di balkon kamarnya sambil menatap langit langit yang indah. “Kenapa jalan hidupku kayak gini, apa sudah waktunya untuk aku mulai berubah saat ini”, tanya Dio pada dirinya sendiri. Malam itu menjadi saksi kesedihan Dio. Pagi harinya ia membawa sepeda motor lalu beberapa anak mengejeknya lagi “eh awas bannya bocor, gakuat bawa bebannya Dio hahaha” tapi Dio menghiraukannya. Saat pulang sekolah Dio bertemu dengan Alex lagi. “Lo jadi mau temenan sama gue gak? Udah setahun loh ini”, kata Alex. Dio pun berfikir sebentar lalu berkata “gue mau tapi tolong buat gue berubah.” “Berubah? Dalam hal apa”, kata Alex. “Iyah, gue mau kurus kayak lo”, kata Dio. Alex pun tertawa. “Kalo lo gamau yaudah gausa”, kata Dio. “Eh eh engga gitu, gue mau kok tapi yah buat gue bisa pinter kayak lo juga”, kata Alex. “Gak mudah bagi gue, jurusan kita aja beda lo dokter gue psikolog” jawab Dio. “Udah deh gapapa kan masih sama dikit, ipk gue kemarin bener bener jelek”, kata Alex. “Oke dil, gue usahain”, jawab Dio. “Lo nanti ketempat nge gym gue ntar nyusul”, kata Alex. “Oke”, jawab Dio.
Sore harinya Dio nge gym dengan didampingi Alex. Alex mengajari permulaannya dulu, dia juga mengasih tau pola makannya juga. Setelah nge gym Dio mengajak Alex untuk ke rumahnya sebentar. “Mah ini temenku namanya Alex”, kata Dio. Alex pun salim kepada mama Dio. Setelah makan bersama Alex pun pulang. “Lihat tuh temenmu udah ganteng badannya bagus lagi, tumben punya temen”, kata mama Dio. “Aku mau berubah ma dibantu dengan Alex, jadi tolong terus support aku yah mah”, kata Dio. “Kamu bener Dio mau berubah”, kata mama Dio. “Iyah mah aku sudah capek kayak gini terus aku pengen ngebuktikan kesemua orang kalau aku bisa berubah”, kata Dio. “Mama seneng banget Dio, mama bakal terus support kamu nak”, kata mama Dio. Mereka pun berpelukan. Dua bulan sudah sudah Dio jalani dengan penuh semangat sekarang badan Dio sudah menurun 5 kg. Begitupun dengan Alex sudah semakin semakin paham setelah diajari Dio, mereka berdua saling menguntungkan. Saat ini adalah malam Minggu Dio dan Alex sedang dirumah Alex karena waktunya buat belajar dengan Alex. “Btw gue boleh nanya gak?”, Tanya Alex. “Mau nanya apa lo”, kata Dio. “Selama gue kerumah lo gue gak pernah ngelihat bokap lo”, tanya Alex. “Oh bokap gue udah diambil Tuhan”, kata Dio. “Eh serius lo, sejak kapan?”, tanya Alex. “Sejak gue SD kelas 4”, jawab Dio. “Keep strong yah bro”, kata Alex menyemangati. “Lah lo mana keluarga, gue gak pernah lihat”, tanya Dio. “Bokap nyokap gue udah pisah, terus mereka ninggalin gue pas masih SMP, bilangnya sih bakal balik eh sampe sekarang kagak balik balik, tapi uang tetep ngalir bro hahaha”, jawab Alex. “Gila lo mandiri bener”, kata Dio. “Yoi bro”, jawab Alex. “Lo kalau dibully kayak gimana?”, Tanya Alex. “Dulu gue pernah di dorong terus jatuh keselokan, terus di lempari sampah dari lantai atas, di tumpahi air bekas pel pelan terus pernah dikunciin di gudang juga, kalau selama disini cuman main mulut aja si palingan paling parah ya cuman disiram pakai air”, kata Dio. “Memang fisik sepenting itu bro lo bakal tahu setelah hasilnya sudah muncul, tetap semangat”, kata Alex. “Pastinya Lex”, jawab Dio.“Untuk saat ini gue pengen banget dihargai, gue sedari kecil gak pernah dihargai Lex”, kata Dio. “Bullying bener bener jahat Di, seharusnya lo berani buat membalas bukan malah diem kayak gini”, kata Alex. “Gue sebenernya pengen ngebales tapi gue takut, yang mereka katakan juga bener adanya, orang tua gue aja biasa aja ga pernah bertindak buat mereka yang ngebully gue”, kata Dio. “Karena masalah lo ini jadi ngambil jurusan psikilog?”, tanya Alex. “Engga sih gue emang pengen sedari kecil”, jawab Dio. “Yaudah dari sekarang lo harus berubah, tunjukin kesemua orang bahwa lo mampu untuk berubah”, kata Alex. “Thanks yah Lex, baru kali ini gue punya temen kayak lo”, kata Dio. “Hahaha bisa ae lo” jawab Alex. Mereka pun melanjutkan pembicaraanya.
Satu tahun pun berlalu, dan kini Dio berat badannya sudah normal. Parasanya lebih tampan, berat badannya pun juga turun dengan maximal yang awalnya 90 kg dengan tinggi 170 cm menjadi 69 kg dengan tinggi 180 cm. “Gimana bro sudah puas belum sama hasilnya?”, tanya Alex. “Thanks banget yah Lex berkat lo gue jadi bisa berubah”, kata Dio. “Sama sama, tapi ini juga karna hasil semangat dan tekat lo, gue mah cuman ngebantuin gue juga makasih banget sekarang nilai gue jadi bagus bagus”, kata Alex. “Oh Iyah apa yang lo rasain dengan badan lo yang sekarang”, tanya Alex. “Yah gue lebih ngerasa ringan nih badan terus gak susah bergerak juga”, jawab Dio. “Itu lah bro enaknya punya badan ideal. Badan kerasa ringan terus ga susah buat bergerak, juga ga gampang buat kena penyakit, lo tetap harus gym supaya terus bagus badan lo”, kata Alex. “Iya lex sekali lagi thanks yah udah bantuin gue”, kata Dio. “Yoi bro”, jawab Alex. Saat dirumah mama Dio berkata “Widih makin bagusan nih badan, cie udah berubah anaknya.” “Haha Iyah mah aku udah nyampai sesuai target tapi yah harus tetap optimal lagi”, kata Dio. “Iyah betul itu pola makan kamu harus tetap diatur juga biar gak gendutan lagi”, kata mama Dio. “Siap mah”, jawab Dio.
Saat ini Dio sudah menjadi ‘famous’. Banyak juga cewek cewek yang mendekatinya. Berbanding jauh dengan kehidupannya saat dulu ia gendut. Sekarang siapa coba yang gamau sama Dio, sudah pinter, rajin, good looking lagi haha. Dia juga menempuh kuliahnya hanya selama 3,5 tahun dengan ipk tertinggi. Dia juga mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan Strata 2 (S2) di luar negri. Dio pun mengambil kesempatan itu sambil membuka praktek psikilog dan mengajar sebagai guru BK (bimbingan konseling). Setelah kejadian itu dia baru sadar bahwa fisik itu penting, kemungkinan besar akan lebih mudah dan lebih gampang untuk dijalani. “Cutting back on calories is not the answer to successful weight loss and succesful health… you have to increase the quality of what you eat, not just reduce the quantity” -Joel Fuhrman. Tapi tetap yang terpenting adalah attitude.

Program Literasi Sekolah
1. Membaca Nadhom asmaul husnah sebelum KBM 2. Madrasatul Quran 30 menit sebelum KBM 3. Menulis buku untuk guru dan siswa 4. Perpustakaan kelas, 5. Perpustakaan digital 6. Membuat mading madrasah 7. Membuat majalah madrasah 8. Membuat pojok baca 9. Mengikuti program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) 2022, 2023 10. Menulis melalui web literasi madrasah