IMG-20230814-WA0088
Cahaya yang redup akan kembali bersinarr

Cakra adalah seorang anak pendiam dan tidak mempunyai teman,yang disebabkan oleh kekurangannya,Cakra mempunyai kelainan fisik yaitu tuna rungu wicara atau bisu.cakra juga harus kehilangan seseorang yang sangat ia cintai yaitu ibunya, ibunya meninggal ketika sedang melahirkan Cakra,kini Cakra tinggal bersama ayahnya.kerap kali Cakra menjadi pelampiasan ayahnya ketika kalah saat bermain judi,dan ayahnya sangat benci dengan hobi yang di sukai Cakra yaitu melukis.

 

          Melukis adalah cara Cakra melampiaskan atau menceritakan kehidupannya.cakra sangat ingin menjadi seorang pelukis yang terkenal.suatu pagi yang cerah, ayah Cakra baru saja pulang ke rumah,dia tidak sengaja melihat berbagai macam peralatan melukis seperti kuas,cat,dan palet yang berserakan di meja belajar milik Cakra, tidak tinggal diam ayahnya mengambil semua peralatan tersebut dan membakarnya.

 

          Pada saat Cakra tiba di sekolah Cakra baru mengingat kalau kamar miliknya belum ia kunci dan peralatan melukisnya belum ia sembunyikan.pada saat pulang sekolah tepatnya pada sore hari,Cakra sudah di sambut oleh ayahnya di ruang tamu,ayah langsung menampar Cakra.

 

        “Saya sudah nyuruh kamu buat berhenti melukis, kenapa kamu tidak mendengarkan saya”

Bentak ayah, Cakra hanya bisa diam dan menangis.

     

               “Cowok kok nangis lemah sekali”

    

       Sindir ayah,lalu memukul cakra dengan menggunakan sapu.seketika pandangan ayah tertuju kepada alat pendengar yang di pakai oleh Cakra,alat itu ia beli menggunakan tabungan miliknya.lalu ayah menanyakan kepada Cakra

    

   “Dari mana kamu dapat alat bantu itu, nyuri uang saya ya kamu”

Ucap ayah,Cakra tidak brani menjawab pertanyaan tersebut.

 

    Tanpa basa-basi ayah mengambil alat pendengaran tersebut dan melemparkannya ke lantai.Dan ayah ingin Cakra meninggalkan rumah itu.

    

    “pergi kamu dari rumah saya.kamu Cuma bisa jadi beban buat saya, semua gara-gara kamu istri saya meninggal,kalo saja tidak ada kamu pasti sekarang istri saya ada di sini”

 

  Mendengar perkataan ayah dada Cakra terasa sesak,badan Cakra gemetar. Lalu Cakra mengambil barang-barang miliknya dan membawanya pergi dari rumah yang tidak layak di panggil rumah.

 

     Malam itu Cakra  menyusuri jalan yang gelap untuk mencari tempat beristirahat.saat menyusuri jalan yang sudah gelapitu Cakra menemukan sebuah studio art yang berada di sebrang jalan.cakra pun bertekad untuk memasuki studio art tersebut.

 

     Sesampai cakra di studio tersebut Cakra di sambut oleh pegawai studio akan tersebut, pegawai itu pun langsung menanyakan” ada perlu apa” kepada Cakra.lalu Cakra mengambil kertas dan pena yang berada di dalam tas miliknya.

 

     Cakra pun menulis “apakah di sini membutuhkan pegawai,saya bisa melukis?”

Itulah yang dia tulis di kertas miliknya,dan memberikan kertas tersebut kepada pegawai studio tersebut.tampa basa-basi pegawai tersebut mengantarkan Cakra untuk bertemu dengan pemilik studio tersebut.

 

     Setelah Cakra bertemu dengan pemilik studio tersebut, Cakra langsung menulis di buku miliknya “hai,aku Cakra aku tuna rungu wicara,aku handal dalam melukis apakah aku boleh bekerja di studio milik mu” tanya Cakra, tidak di sangka sangka pemilik studio art itu bisa berbahasa isyarat.lalu ia memperkenalkan diiri mengunakan bahasa isyarat.

 

“Halo ,aku skala pemilik studio ini.kamu boleh bekerja di sini kita juga membutuhkan pegawai”ucap skala.

 

Setelah itu  Cakra menceritakan semu kehidupannya dan tentang keluarganya kepada skala.

 

     Tak terasa sudah 3 jam mereka mengobrol.skala ingin pamit untuk pulang karena sudah larut malam,skala tau Cakra sudah tidak punya tempat tinggal dan skala mengizinka cakra  untuk tidur di studio malam itu.

 

     Pagi pun tiba Cakra sudah memulai membuat lukisan, Cakra membuat lukisa seorang anak yang tengah bermain dengan ibunya.melihat lukisan miliknya yang membuat ia rindu akan sosok ibunya, meskipun ia tidak pernah melihat sosok ibunya tetapi ia merasa ibunya slalu ada bersamanya.

 

   Skala yang baru saja datang tidak sengaja melihat Cakra yang sedang melukis.skala pun menghampiri Cakra, betapa kagetnya skala ketika melihat lukisan yang di buat oleh Cakra.lukisan itu nampak indah dan sangat menyimpan banyak cerita di dalamnya.

 

     “mengapa tidak kita ikutkan lomba saja cakra”

Celetuk skala, Cakra sangat kaget ketika skala mengucapkan kata”tersebut.

 

  “Boleh Saja,memang ada Lomba yang bertema anak dan ibu”

Jawab Cakra dengan mengunakan bahansa isyarat.

 

   “ada,lomba untuk hari ibu”

Jawab skala.cakra langsung mengagukaan kepalanya yang berarti iya.

 

       Cakra dan skala pun pergi ke tempat lomba tersebut,dan tak lupa membawa lukisan milik cakra.sesampainya di tempat lomba skala pun pergi mendaftar dan Cakra menunggu skala sambil membawa lukisan miliknya.setelah mendaftar skala menghampiri Cakra, Cakra dan skala pun menaruh lukisannya di tempat yang di sediakan,setelah menaruh lukisan Cakra pun kembali ke studio art.

 

   Sesampainya di studio skala memberi Cakra sebuah amplop putih,Cakra pun membukanya betapa kagetnya Cakra melihat isi surat yang di tulis oleh skala.cakra pun langsung memeluk skala.ternya isi surat itu adalah skal yang mengizinkan Cakra untuk tinggal di studio miliknya.studio miliknya memiliki satu buah kamar yang jarang di pakai oleh skala.karna skala tinggal di apartemen.

 

    Sambil menunggu hari pengumuman lomba,Cakra juga membuat berbagai lukisan yang ia jual di studio art milik skala.cakara tidak hanya bisa melukis ia sekarang bisa membuat pottery.banyak Skali peminat lukisan milik Cakra.

 

   Sampai pada hari di mana hari itu adalah hari pengumuman lomba.cakra sangat khawatir karena ini adalah kali pertama ia mengikuti lomba melukis.cakara dan skala sedang menunggu pengumuman lomba, tidak di sangka-sangka lukisan Cakra mendapatkan juara 1 dan lukisan itu di tawar seharga Rp 5.000.000 oleh seorang pejabat di sana.tampa berfikir panjang Cakra langsung meng iyakan tawaran tersebut.

 

     Cakra tidak menyangka bahwa lukisan milik nya bisa terjual dengan harga yang sangat besar,kini di  mengikuti lomba tingkat internasional,Cakra sudah menyiapkan satu lukisan yang akan ia ikutkan dalam lomba UOB Painting of The year yang berada di La.cakra sudah mendaftar sejak 1 minggu yang lalu

 

      kini Cakra ingin  pergi ke La untuk menghadiri pengumuman hasil lombanya,Cakra tidak sendirian Cakra di temani oleh skala.mereka berangkat dari Bandara Sukarno Hatta ke bandara internasional los angeles.

 

   Sesampainya di tempat lomba, sangat tidak di sangka-sangka yang menjadi juara adalah cakra.dan lukisan itu terjual seharga 1.00000 USD.Kini Cakra sudah bisa membeli rumah di sekitar studio art milik skala,dan bisa membeli alat pendengaran yang layak.Cakra sangat berterima kasih kepada skala yang sudah membantu Cakra sampai detik ini.cakra tetap bekerja sama dengan studio milik skala.

 

Satu tahun berlalu kini Cakra mempunyai banyak studio art di kota kota besar,studi itu yang bekerja sama dengan milik skala.kinj Cakra banyak di kenal oleh rakyat Indonesia maupun internasional karna karyanya yang terkenal.

 

 “THANK YOU FOR EVERYTHING SKALA”

                                               –    Tamat  –

Cakra adalah seorang anak pendiam dan tidak mempunyai teman,yang disebabkan oleh kekurangannya,Cakra mempunyai kelainan fisik yaitu tuna rungu wicara atau bisu.cakra juga harus kehilangan seseorang yang sangat ia cintai yaitu ibunya, ibunya meninggal ketika sedang melahirkan Cakra,kini Cakra tinggal bersama ayahnya.kerap kali Cakra menjadi pelampiasan ayahnya ketika kalah saat bermain judi,dan ayahnya sangat benci dengan hobi yang di sukai Cakra yaitu melukis.

Melukis adalah cara Cakra melampiaskan atau menceritakan kehidupannya.cakra sangat ingin menjadi seorang pelukis yang terkenal.suatu pagi yang cerah, ayah Cakra baru saja pulang ke rumah,dia tidak sengaja melihat berbagai macam peralatan melukis seperti kuas,cat,dan palet yang berserakan di meja belajar milik Cakra, tidak tinggal diam ayahnya mengambil semua peralatan tersebut dan membakarnya.

Pada saat Cakra tiba di sekolah Cakra baru mengingat kalau kamar miliknya belum ia kunci dan peralatan melukisnya belum ia sembunyikan.pada saat pulang sekolah tepatnya pada sore hari,Cakra sudah di sambut oleh ayahnya di ruang tamu,ayah langsung menampar Cakra.

“Saya sudah nyuruh kamu buat berhenti melukis, kenapa kamu tidak mendengarkan saya”
Bentak ayah, Cakra hanya bisa diam dan menangis.

“Cowok kok nangis lemah sekali”

Sindir ayah,lalu memukul cakra dengan menggunakan sapu.seketika pandangan ayah tertuju kepada alat pendengar yang di pakai oleh Cakra,alat itu ia beli menggunakan tabungan miliknya.lalu ayah menanyakan kepada Cakra

“Dari mana kamu dapat alat bantu itu, nyuri uang saya ya kamu”
Ucap ayah,Cakra tidak brani menjawab pertanyaan tersebut.

Tanpa basa-basi ayah mengambil alat pendengaran tersebut dan melemparkannya ke lantai.Dan ayah ingin Cakra meninggalkan rumah itu.

“pergi kamu dari rumah saya.kamu Cuma bisa jadi beban buat saya, semua gara-gara kamu istri saya meninggal,kalo saja tidak ada kamu pasti sekarang istri saya ada di sini”

Mendengar perkataan ayah dada Cakra terasa sesak,badan Cakra gemetar. Lalu Cakra mengambil barang-barang miliknya dan membawanya pergi dari rumah yang tidak layak di panggil rumah.

Malam itu Cakra menyusuri jalan yang gelap untuk mencari tempat beristirahat.saat menyusuri jalan yang sudah gelapitu Cakra menemukan sebuah studio art yang berada di sebrang jalan.cakra pun bertekad untuk memasuki studio art tersebut.

Sesampai cakra di studio tersebut Cakra di sambut oleh pegawai studio akan tersebut, pegawai itu pun langsung menanyakan” ada perlu apa” kepada Cakra.lalu Cakra mengambil kertas dan pena yang berada di dalam tas miliknya.

Cakra pun menulis “apakah di sini membutuhkan pegawai,saya bisa melukis?”
Itulah yang dia tulis di kertas miliknya,dan memberikan kertas tersebut kepada pegawai studio tersebut.tampa basa-basi pegawai tersebut mengantarkan Cakra untuk bertemu dengan pemilik studio tersebut.

Setelah Cakra bertemu dengan pemilik studio tersebut, Cakra langsung menulis di buku miliknya “hai,aku Cakra aku tuna rungu wicara,aku handal dalam melukis apakah aku boleh bekerja di studio milik mu” tanya Cakra, tidak di sangka sangka pemilik studio art itu bisa berbahasa isyarat.lalu ia memperkenalkan diiri mengunakan bahasa isyarat.

“Halo ,aku skala pemilik studio ini.kamu boleh bekerja di sini kita juga membutuhkan pegawai”ucap skala.

Setelah itu Cakra menceritakan semu kehidupannya dan tentang keluarganya kepada skala.

Tak terasa sudah 3 jam mereka mengobrol.skala ingin pamit untuk pulang karena sudah larut malam,skala tau Cakra sudah tidak punya tempat tinggal dan skala mengizinka cakra untuk tidur di studio malam itu.

Pagi pun tiba Cakra sudah memulai membuat lukisan, Cakra membuat lukisa seorang anak yang tengah bermain dengan ibunya.melihat lukisan miliknya yang membuat ia rindu akan sosok ibunya, meskipun ia tidak pernah melihat sosok ibunya tetapi ia merasa ibunya slalu ada bersamanya.

Skala yang baru saja datang tidak sengaja melihat Cakra yang sedang melukis.skala pun menghampiri Cakra, betapa kagetnya skala ketika melihat lukisan yang di buat oleh Cakra.lukisan itu nampak indah dan sangat menyimpan banyak cerita di dalamnya.

“mengapa tidak kita ikutkan lomba saja cakra”
Celetuk skala, Cakra sangat kaget ketika skala mengucapkan kata”tersebut.

“Boleh Saja,memang ada Lomba yang bertema anak dan ibu”
Jawab Cakra dengan mengunakan bahansa isyarat.

“ada,lomba untuk hari ibu”
Jawab skala.cakra langsung mengagukaan kepalanya yang berarti iya.

Cakra dan skala pun pergi ke tempat lomba tersebut,dan tak lupa membawa lukisan milik cakra.sesampainya di tempat lomba skala pun pergi mendaftar dan Cakra menunggu skala sambil membawa lukisan miliknya.setelah mendaftar skala menghampiri Cakra, Cakra dan skala pun menaruh lukisannya di tempat yang di sediakan,setelah menaruh lukisan Cakra pun kembali ke studio art.

Sesampainya di studio skala memberi Cakra sebuah amplop putih,Cakra pun membukanya betapa kagetnya Cakra melihat isi surat yang di tulis oleh skala.cakra pun langsung memeluk skala.ternya isi surat itu adalah skal yang mengizinkan Cakra untuk tinggal di studio miliknya.studio miliknya memiliki satu buah kamar yang jarang di pakai oleh skala.karna skala tinggal di apartemen.

Sambil menunggu hari pengumuman lomba,Cakra juga membuat berbagai lukisan yang ia jual di studio art milik skala.cakara tidak hanya bisa melukis ia sekarang bisa membuat pottery.banyak Skali peminat lukisan milik Cakra.

Sampai pada hari di mana hari itu adalah hari pengumuman lomba.cakra sangat khawatir karena ini adalah kali pertama ia mengikuti lomba melukis.cakara dan skala sedang menunggu pengumuman lomba, tidak di sangka-sangka lukisan Cakra mendapatkan juara 1 dan lukisan itu di tawar seharga Rp 5.000.000 oleh seorang pejabat di sana.tampa berfikir panjang Cakra langsung meng iyakan tawaran tersebut.

Cakra tidak menyangka bahwa lukisan milik nya bisa terjual dengan harga yang sangat besar,kini di mengikuti lomba tingkat internasional,Cakra sudah menyiapkan satu lukisan yang akan ia ikutkan dalam lomba UOB Painting of The year yang berada di La.cakra sudah mendaftar sejak 1 minggu yang lalu

kini Cakra ingin pergi ke La untuk menghadiri pengumuman hasil lombanya,Cakra tidak sendirian Cakra di temani oleh skala.mereka berangkat dari Bandara Sukarno Hatta ke bandara internasional los angeles.

Sesampainya di tempat lomba, sangat tidak di sangka-sangka yang menjadi juara adalah cakra.dan lukisan itu terjual seharga 1.00000 USD.Kini Cakra sudah bisa membeli rumah di sekitar studio art milik skala,dan bisa membeli alat pendengaran yang layak.Cakra sangat berterima kasih kepada skala yang sudah membantu Cakra sampai detik ini.cakra tetap bekerja sama dengan studio milik skala.

Satu tahun berlalu kini Cakra mempunyai banyak studio art di kota kota besar,studi itu yang bekerja sama dengan milik skala.kinj Cakra banyak di kenal oleh rakyat Indonesia maupun internasional karna karyanya yang terkenal.

“THANK YOU FOR EVERYTHING SKALA”
– Tamat –

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Program Literasi Sekolah

 1. Membaca Nadhom asmaul husnah sebelum KBM 2. Madrasatul Quran 30 menit sebelum KBM 3. Menulis buku untuk guru dan siswa  4. Perpustakaan kelas,  5. Perpustakaan digital 6. Membuat mading madrasah 7. Membuat majalah madrasah 8. Membuat pojok baca  9. Mengikuti program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) 2022, 2023 10. Menulis melalui web literasi madrasah

Baca selengkapnya...

Prestasi Literasi Sekolah

 1. Menerbitkan buku karya siswa  2. Menerbitkan buku karya guru 3. Menerbitkan majalah madrasah 4. Juara lomba membaca Puisi 5. JUARA 1 LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Tk. MTs. Se kabupaten 6. JUARA FAVORIT LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Se kabupaten 7. Juara 2 lomba media pembelajaran Tk. Kabupaten 8. Juara 1 Lomba WEB Literasi Sekolah Tk. 

Baca selengkapnya...